KUPANG, POS KUPANG.com--Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Nusa Cendana (Undana) membutuhkan sebuah desa binaan untuk mengimplementasikan ilmu-ilmu pertanian yang didapatkan di kampus. Desa binaan ini bisa membantu para dosen dalam melakukan praktik lapangan dan tempat melatih para mahasiswa dalam perkuliahan.
Demikian benang merah yang diangkat dalam Seminar Ilmiah 'Tantangan Pembangunan Pertanian ke Depan' yang diselenggarakan Faperta Undana dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-29 fakultas tersebut di Aula Faperta Undana- Penfui-Kupang, Sabtu (18/12/2010).
Para pembicara dalam acara ini antara lain Prof. Ricky Gimin, M.Sc, Ph.D, Ir. Wayan Mudita, M.Sc, dan Salmiati Kaunang, dengan moderator Letta Rafael Levis. Seminar ini dihadiri ratusan mahasiswa Faperta dan para dosen dan pegawai di lingkup Faperta Undana.
Wayan Mudita dalam materinya bertajuk 'Ketahanan Hayati (Biosecurity) dalam Menghadapi Tantangan Pembangunan Pertanian ke Depan' mengatakan, pembangunan pertanian ke depan menghadapi berbagai tantangan untuk dapat mewujudkan pertanian berkelanjutan.
Menurutnya, untuk menjawab berbagai tantangan yang akan dihadapi diperlukan pendekatan proaktif yang bersifat lintas bidang ilmu dan lintas sektor. Untuk itu, ketahanan hayati dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan, bukan hanya dalam menghadapi organisme pengganggu lintas sektoral, tetapi dalam mengintegrasikan berbagai bidang ilmu untuk saling bersinergi ilmu membangun konsep risiko.
Ia mengatakan, risiko merupakan sesuatu yang melekat dalam kegiatan apa pun dan sepanjang menyadari risiko, dapat dinilai, dikelola, dikomunikasikan sehinggat dapat meminimalisasi peluang terjadinya risiko.
Dengan meminimalisasi peluang terjadinya risiko, stabilitas akan lebih dipertahankan, kemerataan akan diwujudkan dan kemandirian petani lebih diwujudnyatakan sehingga pertanian berkelanjutan tidak sekadar wacana, tetapi menjadi kenyataan.
Profesor Ricky Gimin yang tampil membawakan materi 'Tantangan Sektor Pertanian Ditinjau dari Aspek Perikanan dan Kelautan', mengatakan, sumber daya perikanan terdiri dari perikanan tangkap meliputi perikanan lepas pantai, perikanan pantai dan perikanan tawar dan perikanan budidaya meliputi ikan karnivora, udang penaeid, kekerangan dan rumput laut.
Menurutnya, dampak peningkatan produk perikanan memacu berbagai negara untuk terus meningkatkan produksi melalui peningkatan upaya di daerah penangkapan yang ada, pengalihan stok-stok perikanan baru termasuk pada ekosistim yang belum terjamah dan eksploitasi sumberdaya ikan yang sebelumnya tidak dimanfaatkan dan mengembangkan perikanan budidaya. (nia)
Demikian benang merah yang diangkat dalam Seminar Ilmiah 'Tantangan Pembangunan Pertanian ke Depan' yang diselenggarakan Faperta Undana dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-29 fakultas tersebut di Aula Faperta Undana- Penfui-Kupang, Sabtu (18/12/2010).
Para pembicara dalam acara ini antara lain Prof. Ricky Gimin, M.Sc, Ph.D, Ir. Wayan Mudita, M.Sc, dan Salmiati Kaunang, dengan moderator Letta Rafael Levis. Seminar ini dihadiri ratusan mahasiswa Faperta dan para dosen dan pegawai di lingkup Faperta Undana.
Wayan Mudita dalam materinya bertajuk 'Ketahanan Hayati (Biosecurity) dalam Menghadapi Tantangan Pembangunan Pertanian ke Depan' mengatakan, pembangunan pertanian ke depan menghadapi berbagai tantangan untuk dapat mewujudkan pertanian berkelanjutan.
Menurutnya, untuk menjawab berbagai tantangan yang akan dihadapi diperlukan pendekatan proaktif yang bersifat lintas bidang ilmu dan lintas sektor. Untuk itu, ketahanan hayati dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan, bukan hanya dalam menghadapi organisme pengganggu lintas sektoral, tetapi dalam mengintegrasikan berbagai bidang ilmu untuk saling bersinergi ilmu membangun konsep risiko.
Ia mengatakan, risiko merupakan sesuatu yang melekat dalam kegiatan apa pun dan sepanjang menyadari risiko, dapat dinilai, dikelola, dikomunikasikan sehinggat dapat meminimalisasi peluang terjadinya risiko.
Dengan meminimalisasi peluang terjadinya risiko, stabilitas akan lebih dipertahankan, kemerataan akan diwujudkan dan kemandirian petani lebih diwujudnyatakan sehingga pertanian berkelanjutan tidak sekadar wacana, tetapi menjadi kenyataan.
Profesor Ricky Gimin yang tampil membawakan materi 'Tantangan Sektor Pertanian Ditinjau dari Aspek Perikanan dan Kelautan', mengatakan, sumber daya perikanan terdiri dari perikanan tangkap meliputi perikanan lepas pantai, perikanan pantai dan perikanan tawar dan perikanan budidaya meliputi ikan karnivora, udang penaeid, kekerangan dan rumput laut.
Menurutnya, dampak peningkatan produk perikanan memacu berbagai negara untuk terus meningkatkan produksi melalui peningkatan upaya di daerah penangkapan yang ada, pengalihan stok-stok perikanan baru termasuk pada ekosistim yang belum terjamah dan eksploitasi sumberdaya ikan yang sebelumnya tidak dimanfaatkan dan mengembangkan perikanan budidaya. (nia)