Wednesday, July 27, 2011

Faperta Undana Butuh Desa Binaan

KUPANG, POS KUPANG.com--Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Nusa Cendana (Undana) membutuhkan sebuah desa binaan untuk mengimplementasikan ilmu-ilmu pertanian yang didapatkan di kampus. Desa binaan ini bisa membantu para dosen dalam melakukan praktik lapangan dan tempat melatih para mahasiswa dalam perkuliahan.

Demikian benang merah yang diangkat dalam Seminar Ilmiah 'Tantangan Pembangunan Pertanian ke Depan' yang diselenggarakan Faperta Undana dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-29 fakultas tersebut di Aula Faperta Undana- Penfui-Kupang, Sabtu (18/12/2010).

Para pembicara dalam acara ini antara lain Prof. Ricky Gimin, M.Sc, Ph.D, Ir. Wayan Mudita, M.Sc, dan Salmiati Kaunang, dengan moderator Letta Rafael Levis. Seminar ini dihadiri ratusan mahasiswa Faperta dan para dosen dan pegawai di lingkup Faperta Undana.

Wayan Mudita dalam materinya bertajuk 'Ketahanan Hayati (Biosecurity) dalam Menghadapi Tantangan Pembangunan Pertanian ke Depan' mengatakan, pembangunan pertanian ke depan menghadapi berbagai tantangan untuk dapat mewujudkan pertanian berkelanjutan.

Menurutnya, untuk menjawab berbagai tantangan yang akan dihadapi diperlukan pendekatan proaktif yang bersifat lintas bidang ilmu dan lintas sektor. Untuk itu, ketahanan hayati dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan, bukan hanya dalam menghadapi organisme pengganggu lintas sektoral, tetapi dalam mengintegrasikan berbagai bidang ilmu untuk saling bersinergi ilmu membangun konsep risiko.

Ia mengatakan, risiko merupakan sesuatu yang melekat dalam kegiatan apa pun dan sepanjang menyadari risiko, dapat dinilai, dikelola, dikomunikasikan sehinggat dapat meminimalisasi peluang terjadinya risiko.

Dengan meminimalisasi peluang terjadinya risiko, stabilitas akan lebih dipertahankan, kemerataan akan diwujudkan dan kemandirian petani lebih diwujudnyatakan sehingga pertanian berkelanjutan tidak sekadar wacana, tetapi menjadi kenyataan.

Profesor Ricky Gimin yang tampil membawakan materi 'Tantangan Sektor Pertanian Ditinjau dari Aspek Perikanan dan Kelautan', mengatakan, sumber daya perikanan terdiri dari perikanan tangkap meliputi perikanan lepas pantai, perikanan pantai dan perikanan tawar dan perikanan budidaya meliputi ikan karnivora, udang penaeid, kekerangan dan rumput laut.

Menurutnya, dampak peningkatan produk perikanan memacu berbagai negara untuk terus meningkatkan produksi melalui peningkatan upaya di daerah penangkapan yang ada, pengalihan stok-stok perikanan baru termasuk pada ekosistim yang belum terjamah dan eksploitasi sumberdaya ikan  yang sebelumnya tidak dimanfaatkan dan mengembangkan perikanan budidaya. (nia)

Panen Jagung Timbulkan Optimisme

Panen jagung Bisma di Desa Oebola Dalam, Kabupaten Kupang, membuktikan bahwa ada harapan dan optimisme petani. Ketika sebagian orang berteriak gagal panen, tetapi petani Oebola sukses panen. Gubernur NTT Frans Lebu Raya mengatakan hal itu dalam acara panen raya jagung Bisma yang dirangkai dengan acara penandatanganan kerja sama antara PT Bank NTT dengan BPTP NTT serta penyerahan kredit mikro Bank NTT.

"Kita perlu berpikir optimis supaya bisa bekerja lebih keras untuk menghasilkan sesuatu yang lebih banyak untuk kepentingan kehidupan yang lebih baik, "pinta lebu Raya.

Dulu, katanya, masyarakat menanam jagung dan makan jagung. Lahan di NTT cocok tanam jagung dan kultur masyarakat adalah kultur jagung. Jagung sangat baik untuk dikonsumsi. "Tetapi orang merasa sejahtera kalau makan nasi dan kalau orang makan jagung merasa tidak sejahtera, merasa martabatnya jatuh dan merasa harga diri rendah. Nah ini tidak benar, "kata Lebu Raya.

Kepala Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Analisis Kebijakan Pertanian- Badan Litbang Pertanian RI,  Dr. Handewi mengatakan bahwa Teknologi yang dihasilkan tersebut berpeluang untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Oleh karenanya Teknologi yang dihasilkan perlu disebarluaskan kepada pengguna untuk mendorong pengembangan dalam skala ekonomi melalui kemitraan dengan berbagai stakeholder.

Kemitraan dengan Bank NTT merupakan salah satu bentuk kepedulian untuk mendesiminasikan hasil Litbang pertanian. Kemitraan dengan Bank NTT ini diprakarsai oleh suatu kolaborasi Penelitian Antara BPTP NTT, BALITKABI Malang, UNDANA dan FORUM INDISRTI KACANG HIJAU Propinsi NTT yang terfokus pada Komoditas Kacang Hijau.

Kemitraan dengan Bank NTT di Desa Oebola Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang merupakan gerakan memasyarakatkan teknologi dan mengembangkannya dalam skala ekonomi sebagai upaya mendorong peningkatan produktivitas dan pendapatan petani.

Turut hadir pada acara tersebut Bupati Kupang, Ayub Titu Eki dan Ny.Cristina Titu Eki, BPTP Pusat yang diwakili, Kepala Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Dr. Handewi, Dirut Bank NTT, Daniel Tagu Dedo, Komisaris Independen bank NTT dan Sekretaris Jenderal kacang NTT, Fred benu, Kepala Divisi UKM dan Konsumer, Tohab Marbun, serta para pejabat Bank NTT lainnya. # Pos Kupang dan berbagai sumber

Jelang Ramadhan, Stok Pangan Aman

Sumber: Situs Kementan
Menteri Pertanian Dr. Ir. Suswono, MMA menyatakan bahwa stok komoditas pangan menjelang Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HKBN) Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2011 aman bahkan cenderung surplus. Beberapa komoditas tersebut antara lain beras, cabe merah, bawang merah, minyak goreng, gula pasir, daging sapi , daging ayam dan telur ayam. Adapun kacang tanah pasokannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan langsung, sedangkan untuk kebutuhan industri masih terdapat sedikit kekurangan. ”Untuk stok beras, akan dipenuhi dari stok produksi atau carry over bulan – bulan sebelumnya,” tutur Mentan saat melakukan jumpa pers di Kanpus Kementan, Jakarta (22/7/2011). Sementara untuk memenuhi ketersediaan daging, pemerintah siap menambah pasokan sebanyak 7000 ton. Dengan penambahan tersebut, maka dalam tiga bulan ke depan stok daging mencapai 28 ribu ton. ”Kebutuhan daging nasional setiap bulan sebanyak 7.000 ton, dan untuk tiga bulan ke depan kebutuhannya sebanyak 21 ribu ton. Agar pasokan aman, maka khusus untuk lebaran ditambah lagi 7.000 ton sehingga pasokan daging sampai september mencapai 28 ribu ton. Dengan kondisi ini maka pasokan daging dalam negeri selama tiga bulan ke depan bahkan saat lebaran dipastikan aman,” kata Mentan. Mentan menerangkan, meskipun secara umum ketersediaan bahan pangan aman, namun harus diwaspadai terjadinya berbagai kondisi yang dapat menyebabkan kegagalan penyediaan dan lonjakan harga pangan yang antara lain disebabkan karena meningkatnya permintaan kebutuhan pangan di atas yang telah diperkirakan, adanya ekspektasi dan perilaku pedagang yang cenderung menaikan harga meskipun pasokan normal, serta terhambatnya penyaluran produksi dari sentra produksi ke konsumen. Untuk itu, Mentan telah menyiapkan beberapa langkah antisipasi antara lain mengamankan produksi pangan di lapangan yang siap panen, mendukung kegiatan pasar murah dan bazar bulan Ramadhan, melakukan operasi pasar pada komoditas pangan yang harganya melonjak tinggi, menginformasikan berita tentang ketersediaan pangan kepada masyarakat melalui media, menjaga kelancaran pasokan BBM, memberikan prioritas angkutan bahan pangan agar distribusinya lancar serta menertibkan pungutan jalan. ”Pemerintah juga meminta kepada Pemerintah Daerah untuk mengamankan produksi, pasokan dan kelancaran distribusi serta menjaga gejolak harga yang tidak wajar. Sedangkan bagi para pelaku usaha, pemerintah meminta agar mereka mau membantu menyediakan pasokan yang cukup serta tidak mengambil keuntungan secara tidak wajar,” demikian dikatakan Mentan.      

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon More